Infographic Template Galleries

Created with Fabric.js 1.4.5 Periode 2010-2014 MERDEKA !!! Sebagaimana yang termaktub dalam Anggaran Dasarnya, wadah perjuangan yang bernama Persatuan Alumni GMNI dibentuk guna mempersatukan seluruh potensi alumni dalam satu barisan bersama membangun bangsa. Dengan menjadikan Pancasila yang lahir pada 1 Juni 1945 sebagai dasar organisasi, Persatuan Alumni GMNI yang memiliki motto Pejuang Pemikir-Pemikir Pejuang meyakini bahwa jika negara tidak meletakkan Pancasila pada posisi dan fungsi yang sebenarnya, maka tidak mustahil suatu saat negara ini hanya akan menjadi sebuah cerita sejarah yang menyatakan bahwa pernah ada sebuah negara bernama Indonesia. Buku yang berisi beberapa tulisan yang diambilkan dari ribuan buah pemikiran para Alumni GMNI yang tersebar dimana-mana ini disusun sebagai akibat keresahan hati yang dialami oleh anggota organisasi atas perjalanan kebangsaaan dan kenegaraan republik ini. Dengan segala sisi positifnya, gerakan reformasi yang terjadi sebagai antithesa atas praktek kekuasaan yang dijalankan rezim Orde Baru juga membawa dampak negatifnya. Dampak negatif yang dimaksud antara lain adalah semakin menghilangnya nilai-nilai Pancasila dalam berbagai sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Bahkan sekolah sebagai tempat mendidik anak bangsa agar memiliki moral dan budi pekerti, dalam kurikulumnya justru pernah menghilangkan mata pelajaran Pancasila. Akibatnya, sesaat bangsa ini menjadi amnesia terhadap Pancasila yang merupakan dasar dan ideologi negara. Dalam sejarah ibu pertiwi, hal tersebut sebenarnya sudah pernah terjadi. Meskipun agak berbeda, pada masa pemerintahan Orde Baru, penyimpangan-penyimpangan terhadap Pancasila juga pernah dilakukan. Mulai dari penyusunan sejarah kelahiran yang secara akademis menyesatkan,`penafsiran sila-sila yang justru mengkerdilkan, hingga praktek penyelenggaraan pemerintahan yang bertentangan dengan Pancasila-pun dilaksanakan. Meminjam istilah yang sering digunakan dalam persidangan di MK, semua dikerjakan secara Terstruktur, Sistematis, dan Massif. Tetapi kini semua mulai menyadari. Seluruh anak bangsa sudah rindu pada Pancasila. Rindu pada nilai-nilai adiluhung yang digali dari bumi nusantara. Rindu pada kenyataan yang benar dan kebenaran yang nyata dari Pancasila, baik dari sisi historis, politis, yuridis, ataupun filosofis. Meskipun mungkin tidak lengkap, beberapa tulisan yang ada di buku ini diharapkan dapat mengobati kerinduan itu. Dari aspek sejarah lahirnya Pancasila, tafsir Pancasila sebagai filsafat bernegara, Pancasila sebagai cita hukum, Trisakti dalam menjawab tantangan globalisasi hingga kebijakan yang perlu disusun oleh negara dalam dunia pendidikan kita menjadi isi dari buku ini. Dan sebagaimana sebuah obat, buku ini tentu tidak berarti apa-apa jika tidak ada pengejawantahannya. Tetapi kini semua mulai menyadari. Seluruh anak bangsa sudah rindu pada Pancasila. Rindu pada nilai-nilai adiluhung yang digali dari bumi nusantara. Rindu pada kenyataan yang benar dan kebenaran yang nyata dari Pancasila, baik dari sisi historis, politis, yuridis, ataupun filosofis. Meskipun mungkin tidak lengkap, beberapa tulisan yang ada di buku ini diharapkan dapat mengobati kerinduan itu. Dari aspek sejarah lahirnya Pancasila, tafsir Pancasila sebagai filsafat bernegara, Pancasila sebagai cita hukum, Trisakti dalam menjawab tantangan globalisasi hingga kebijakan yang perlu disusun oleh negara dalam dunia pendidikan kita menjadi isi dari buku ini. Dan sebagaimana sebuah obat, buku ini tentu tidak berarti apa-apa jika tidak ada pengejawantahannya. Tetapi kini semua mulai menyadari. Seluruh anak bangsa sudah rindu pada Pancasila. Rindu pada nilai-nilai adiluhung yang digali dari bumi nusantara. Rindu pada kenyataan yang benar dan kebenaran yang nyata dari Pancasila, baik dari sisi historis, politis, yuridis, ataupun filosofis. Meskipun mungkin tidak lengkap, beberapa tulisan yang ada di buku ini diharapkan dapat mengobati kerinduan itu. Dari aspek sejarah lahirnya Pancasila, tafsir Pancasila sebagai filsafat bernegara, Pancasila sebagai cita hukum, Trisakti dalam menjawab tantangan globalisasi hingga kebijakan yang perlu disusun oleh negara dalam dunia pendidikan kita menjadi isi dari buku ini. Dan sebagaimana sebuah obat, buku ini tentu tidak berarti apa-apa jika tidak ada pengejawantahannya. Sebagai penerus cita-cita Bung Karno, Alumni GMNI yang dapat menjadi aktor di berbagai sektor ini, berkomitmen untuk terus membumikan Pancasila. Tidak hanya dalam pikiran saja, namun dalam tindakan-tindakannya sebagai warga negara, sesuai dengan ajaran Bung Karno,: Satunya kata dan perbuatan, satunya mulut dan tindakan. Akhirnya, dengan tetap memohon ridho dari Tuhan Yang Maha Esa, marilah kita bersama-sama terus berbicara dan bekerja untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang kebudayaan. Sebagai penerus cita-cita Bung Karno, Alumni GMNI yang dapat menjadi aktor di berbagai sektor ini, berkomitmen untuk terus membumikan Pancasila. Tidak hanya dalam pikiran saja, namun dalam tindakan-tindakannya sebagai warga negara, sesuai dengan ajaran Bung Karno,: Satunya kata dan perbuatan, satunya mulut dan tindakan. Akhirnya, dengan tetap memohon ridho dari Tuhan Yang Maha Esa, marilah kita bersama-sama terus berbicara dan bekerja untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang kebudayaan. MERDEKA !!!
Create Your Free Infographic!